Kamis, 29 Januari 2015

Senjata Khas Suku Dayak


suku dayak adalah adalah nama yang oleh penduduk pesisir pulau Borneo diberi kepada penghuni pedalaman yang mendiami Pulau Kalimantan (Brunei, Malaysia yang terdiri dari Sabah dan Sarawak, serta Indonesia yang terdiri dari Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan). Ada 5 suku atau 7 suku asli Kalimantan yaitu Melayu, Dayak, Banjar, Kutai, Paser, Berau dan Tidung Menurut sensus Badan Pusat Statistik Republik Indonesia tahun 2010, suku bangsa yang terdapat di Kalimantan Indonesia dikelompokan menjadi tiga yaitu suku Banjar, suku Dayak Indonesia (268 suku bangsa) dan suku asal Kalimantan lainnya (non Dayak dan non Banjar). Dahulu, budaya masyarakat Dayak adalah Budaya maritim atau bahari. Hampir semua nama sebutan orang Dayak mempunyai arti sebagai sesuatu yang berhubungan dengan "perhuluan" atau sungai, terutama pada nama-nama rumpun dan nama kekeluargaannya.

Ada yang membagi orang Dayak dalam enam rumpun yakni rumpun Klemantan alias Kalimantan, rumpun Iban, rumpun Apokayan yaitu Dayak Kayan, Kenyah dan Bahau, rumpun Murut, rumpun Ot Danum-Ngaju dan rumpun Punan. Namun secara ilmiah, para linguis melihat 5 kelompok bahasa yang dituturkan di pulau Kalimantan dan masing-masing memiliki kerabat di luar pulau Kalimantan












Senjatanya Antara lain 
:Mandau adalah senjata tajam untuk ber parang berasal dari kebudayaan Dayak di Kalimantan. Mandau termasuk salah satu senjata tradisional Indonesia. Berbeda dengan arang, mandau memiliki ukiran - ukiran di bagian bilahnya yang tidak tajam. Sering juga dijumpai tambahan lubang-lubang di bilahnya yang ditutup dengan kuningan atau tembaga dengan maksud memperindah bilah mandau.


Mandau berasal dari asal kata "Man" salah satu suku di china bagian selatan dan "dao" yang berarti golok dalam bahasa china.

Suku Dayak dengan senjata Mandaunya terkenal kejam dan ahli dalam peperangan, kelompok klan mereka melawan bangsa-bangsa lain yang datang ke pulau kalimantan, termasuk bangsa Melayu dan Bangsa Austronesia, karena seringnya peperangan antar klan dan bangsa-bangsa yang datang ke pulau kalimantan, Pedang mandau menjadi terkenal dengan bilah senjatanya yang tajam dan digunakan untuk memenggal kepala musuh-musuhnya (adat Pengayauan suku Dayak) hingga para bangsa lainnya tidak berani memasuki daerah mereka. Hingga sampai dengan sekarang Mandau menjadi sebutan nama sebuah senjata adat asli Pulau Kalimantan.







 
Sumpit atau Sipet bagi masyarakat Dayak sudah tidak asing lagi. Sumpit di sini sebagai senjata khas Kalimantan yang digunakan untuk berburu binatang pada zaman dulu. Sumpit ini dilengkapi dengan anak sumpit dengan bentuk bulat dan berdiameter kurang lebih dari 1 cm. Anak sumpitnya (damek) terbuat dari bambu yang salah satunya berujung kerucut dan dari bahan kayu bermassa ringan (dari kayupelawi).Ujung atas ada tombak yang terbuat dari batu gunung yang diikat dengan rotan dan telah di anyam. Bentuk dan bahannnya mempegaruhi kecepatan dan arah lesatan anak panah, karena berfungsi agar anak sumpit melesat dengan lurus atau sebagai penyeimbang saat lepas dari buluh.




Bedel lantak adalah senjata untuk berburu binatang liar di hutan dan pengaman diri dari serangan binatang buas sewaktu bekerja di ladang. Senapan ini bentuk gagangnya besar dan panjang, dibuat dari kayu dan larasnya dari pipa besi. Pelatuknya terbuat dari besi yang dipasang pada sisi gagang, ujung atas dan tengah gagangnya diberi gelang besi sebagai penguat dudukan laras. Pada bagian bawah laras disisipkan besi kawat seukuran panjang laras sebagai pembersih lubang laras dan pemadat mesiu. Peluru senapan berupa potongan-potongan kecil timah hitam dan mesiunya dibuat dari bubuk arang dicampur dengan sendawa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar